Sejarah Singkat Prosessor AMD
Meskipun
kiprahnya dalam dunia mobile processor masih dapat dibilang baru
dibandingkan Intel, sepak terjang AMD memiliki beberapa cerita unik yang
patut dituturkan.
Berawal
di tahun 1999 dengan hadirnya prosesor Athlon, AMD berhasil merebut
perhatian peminat dan pengguna IT dunia karena berhasil mengalahkan
kinerja prosesor tawaran Intel. Padahal dulu prosesor Intel merupakan
prosesor kelas konsumen dengan kinerja tertinggi.
Prosesor
Athlon merupakan sebuah prosesor yang dibuat ulang tanpa menggunakan
teknologi dari generasi pendahulunya, yaitu K6. Secara teknis, AMD
meningkatkan Floating Point Unit (FPU) pada prosesor ini secara
signifikan dan menyertakan L1 Cache sebesar 128 KB (64 + 64 KB). Tidak
berhenti pada penyertaan L1 Cache saja, pada awalnya prosesor Athlon
memiliki subset Cache eksternal sebesar 512 KB yang diletakkan di sisi
prosesor utama pada model Slot-A. Namun sayangnya, Cache tersebut tidak
berjalan pada kecepatan penuh. Harga memori RAM yang tinggi menyebabkan
Cache eksternal prosesor tersebut hanya dapat berjalan maksimum hingga
1/3 kecepatan inti prosesor.
Tak
puas dengan seri awal Athlon-nya, pada tahun berikutnya, AMD
meluncurkan adik dari Athlon model Slot-A. Athlon versi kedua ini diberi
code name Thunderbird, yang menggunakan format bentuk Pin Grid Array
(PGA). Salah satu perubahan pada Thunderbird ini, adalah bentuknya yang
lebuh ramping. Dimensinya berkurang 80% dari ukuran awalnya, dan lebih
tipis.
Perubahan
lain dari pendahulunya, Thunderbird menggunakan Cache internal sebesar
256KB, atau setengah dari pendahulunya yang menggunakan cache internal
512KB. Walaupun Cache internal yang digunakan Thunderbird hanya setengah
dari jumlah Cache yang digunakan model Slot-A, pada faktanya Cache
Thunderbid lebih bekerja secara optimal dan lebih cepat dari
pendahulunya.
Mulai
dari titik inilah, Dunia mulai melirik pada AMD Athlon. Permintaan akan
prosesor AMD pun membumbung tinggi karena pengguna IT menghendaki
sebuah prosesor dengan kinerja tertinggi. Akhirnya, pada awal tahun
2000, produsen motherboard kelas dunia mulai menaruh perhatian pada
prosesor tawaran AMD dan menciptakan jajaran motherboard yang
diperuntukkan bagi prosesor seri Athlon.
Tak
ada gading, yang tak retak. Keluhan utama yang didapat AMD untuk
menjadi prosesor nomor satu di dunia adalah keluhan tentang Athlon
mengenai suhu prosesornya. waktu itu, prosesor Athlon menemui batas
kecepatannya pada 1400 MHz, itupun dengan panas yang cukup berlebih.
Sebagai
perusahaan yang penuh inovasi, AMD mengeluarkan Athlon versi ketiga
yang diberi nama Athlon XP. Pada model ini AMD menghadirkan dukungan
instruksi SSE yang dapat ditemui pada prosesor Intel. Peningkatan
signifikan selanjutnya terletak pada peningkatan efisiensi kinerja
dibandingkan generasi sebelumnya. Athlon XP memiliki kinerja 10% lebih
tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya pada kecepatan yang sama.
AMD,
secara berani, mulai merambah dunia mobile bersenjata Athlon yang baru,
yang mengalami pengurangan daya sebesar 20% dari pendahulunya. Prosesor
mobile pertama AMD bernama Mobile Athlon 4 yang berarsitektur K7.
Namun
hal ini tidak berlangsung lama. Walaupun tak banyak produsen notebook
yang melirik, namun kurang dari setahun AMD mengeluarkan adik Mobile
Athlon 4, yaitu Mobile Athlon XP, yang tentu saja, secara performa,
lebih baik. Secara arsitektural, Mobile Athlon XP tidak terlalu berbeda
dengan versi desktop Athlon XP. Namun secara teknis, terdapat beberapa
perbedaan yang signifikan. Pertama, Mobile Athlon XP berjalan pada
voltase yang lebih rendah. Hal ini mengijinkan penggunaan daya baterai
yang lebih rendah. Kedua, Multiplier pada prosesor ini tidak terkunci
sehingga kecepatan prosesor dapat diatur tidak hanya dari segi
pengaturan Front Side Bus (FSB) saja. Sebenarnya, Mobile Athlon XP
adalah Athlon XP yang secara selektif dipilih karena kemampuannya
berjalan pada voltase rendah. Akibatnya, banyak overclocker yang
mencari prosesor Mobile Athlon XP karena memiliki potensi sangat besar
untuk ditingkatkan kecepatannya.
Pada akhir 2003, AMD mengeluarkan seri kedelapan Athlon, yaitu Athlon 64.
Perkenalan Athlon 64 langsung membuat penikmat dan pemerhati teknologi
komputer jatuh cinta pada prosesor tersebut. Salah satu feature utama
yang mengontribusikan tingginya kinerja prosesor Athlon 64 adalah
penyertaan on-die memory controller. Feature tersebut berarti kecepatan
akses memori menjadi tinggi karena berjalan dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan prosesor.
Implementasi
arsitektur 64-bit pada generasi kedelapan prosesor AMD bukanlah sebuah
keputusan yang diambil dalam waktu semalam saja. AMD sudah semenjak
tahun 1999 mengumumkan penggunaan arsitektur 64-bit pada semua jajaran
prosesor mereka.
Beberapa
analis teknologi meramalkan bahwa era prosesor 32-bit akan berakhir
dengan revolusi yang penuh darah dan perjuangan. Pernyataan tersebut
terucap karena analis memperkirakan akan terjadi migrasi besar-besaran
dan peninggalan banyak aplikasi 32-bit untuk berpindah pada aplikasi
64-bit. Masalahnya, sudah banyak uang dan kepentingan yang berputar di
sekitar aplikasi 32-bit. Meskipun tercetus ide prosesor dual inti hybrid
yang menggunakan satu prosesor 32-bit dan satu prosesor 64-bit, banyak
konsumen yang tidak menyetujuinya karena khawatir akan harganya yang
mahal.
AMD menghadirkan
sebuah solusi teritengrasi yang sangat baik. Dengan skema AMD64, AMD
menghadirkan solusi prosesor 64-bit yang memiliki compatibility mode
agar dapat menjalankan aplikasi 32-bit maupun 16-bit.
Bila
kita mengikuti sejarah AMD secara keseluruhan, perusahaan tersebut
dahulunya merupakan sebuah perusahaan me-too yang menggunakan paten
prosesor Intel untuk bertahan hidup. Namun untuk ekstensi 64-bit ini,
AMD bertekad menjadi yang terunggul. Dan pada tahun 2006, justru Intel
yang mengintegrasikan ekstensi 64-bit AMD ke dalam produk mereka dengan
istilah EM64T.
Ketika
AMD merancang generasi ke-delapan dari prosesor mereka, AMD menaruh
perhatian yang cukup besar pada pengembangan prosesor mobile. Tampaknya,
AMD cukup serius menantang Intel di setiap segmen pasar prosesor. Pada
pertengahan tahun 2005, Turion 64 diluncurkan oleh AMD untuk menghadang
laju Intel yang cukup sukses dengan prosesor mobilenya, yaitu Pentium M.
Secara teknis, Turion 64 adalah Mobile Athlon 64 yang diganti namanya
dengan proses produksi 90 nm. Prosesor ini bekerja dengan mendukung
memory controller single channel DDR400.
Kehadiran
Turion 64 membuka sebuah peluang pasar baru bagi AMD. Salah satu
keunggulan yang dimiliki pada waktu peluncuran pertamanya adalah
dukungan ekstensi 64-bit secara default oleh Turion 64. Hal ini memang
terkesan sederhana karena pada waktu itu, aplikasi yang menggunakan
ekstensi 64-bit masih sedikit. Akan tetapi, bagi mereka yang
menginginkan investasi mereka dihargai dengan inovasi, penggunaan Turion
64-bit dapat diartikan bahwa mereka tidak perlu lagi melakukan upgrade
notebook ketika aplikasi 64-bit sudah menjadi mainstream.
Pada
bulan Mei 2006, AMD mengumumkan peluncuran Turion 64 X2. Generasi
penerus Turion 64 tersebut hadir dengan teknologi dua inti dan beberapa
peningkatan feature. Tidak hanya sekadar menambahkan inti kedua saja,
Turion 64 X2 membawa beberapa perubahan yang cukup signifikan sebagai
berikut; penggunaan memori DDR2 berkecepatan 667 MHz, penggunaan
interface pin yang baru dengan nama S1, teknologi virtualisasi, dan
dukungan manajemen suhu terbaru.
Penggunaan
memori DDR2 dengan bandwidth yang lebih besar ini memungkinkan notebook
dengan prosesor Turion 64 X2 memiliki kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Turion 64. Sementara itu, AMD menjanjikan penggunaan
daya yang sama dengan Turion 64 meskipun Turion 64 X2 menggunakan dua
inti. Secara teoritis, hal tersebut memang dapat dilaksanakan karena AMD
menerapkan beberapa teknologi pengatur suhu yang baru, seperti;
Penerapan deeper sleep mode yang mengizinkan Turion 64 X2 menggunakan
listrik sesedikit mungkin ketika sedang tidak digunakan. Dengan
penggunaan dua inti, Turion 64 X2 dibekali dengan skema pengaturan daya
pada tiap-tiap inti. Hal ini tentunya mengizinkan pembagian daya yang
lebih tepat untuk tiap-tiap inti sehingga memaksimalkan penggunaan daya.
November tahun 2007, AMD mengeluarkan produk barunya yang bukan adik dari Athlon, yang diberi nama Phenom.
AMD Phenom terdiri dari 2 jenis, dual-core dan quad-core. Nama atau
kode dari Phenom menggunakan nama-nama bintang–berbeda dari varian AMD
yang lain yang berdasar nama-nama kota—antara lain “Kuma”, “Agena”, dan
“Toliman”.
Beda
antara AMD X4 Quad Core (Phenom Series) dengan Intel Core 2 Quad,
adalah Core 2 Quad adalah penggabungan antara dua prosesor dual-core,
sedangkan AMD Phenom merupakan prosesor desktop yang pertama kali
menggabungkan 4 buah prosesor yang mandiri. Secara teori, hal ini yang
membuat AMD Phenom memiliki distribusi yang baik dan menjadikan AMD
Phenom lebih unggul dari Intel Core 2 Quad.
Pada
peluncuran perdana, AMD Phenom mengeluarkan seri Phenom 9500 dan 9600.
AMD Phenom 9500 memiliki kecepatan 2.2GHz, sedangkan Phenom 9600
memiliki kecepatan 2.3GHz. Menariknya dari generasi awal Phenom ini
adalah bagi kita yang memiliki prosesor Athlon X2 4XXX, 5XXX, dan 6XXX
tidak perlu mengganti motherboard, karena Phenom 9500 dan 9600
menggunakan Socket AM2.
Phenom 9500 memiliki fitur : Multi-Core Technology
, yaitu empat prosesor mandiri yang bekerja secara bersama-sama secara
halus, dan lebih cepat walaupun sedangkan menjalankan program maupun
game yang kompleks. HyperTransport® 3.0 Technology, agar
tampilan gambar lebih tajam dan cerah ketika sedang melihat foto maupun
film dengan system yang tinggi tampa memperlambat komputer. Cool ‘N’ Quiet 2.0 Technology , yang membuat desktop tetap tenang dan tidak berisik. Balanced Smart Cache , yang membuat keempat prosesor bekerja bersama secara sistematis.
Generasi-generasi
awal pada AMD Phenom ini memiliki sedikit masalah, layaknya kebanyakan
produk. Generasi ini memiliki bug yang lebih dikenal dengan sebutan TLB
Erratum atau TLB Bug. Masalah tersebut ada pada logika Translation
Lokaside Buffer (TLB) dan L3 chace yang digunakan pada prosesor yang
memiliki stepping B2. Hal-hal ini dapat mengakibatkan korupsi data, dan
bisa-bisa computer menjadi hang.
Walau
pada desktop, hal tersebut jarang terjadi, namun AMD telah menyertakan
solusi pada masalah tersebut. AMD member solusi melalui perbaikan via
BIOS Motherboard. Dengan menggunakan BIOS yang memiliki “tambalan” ini,
masalah bug dapat teratasi, namun kinerja prosesor berkurang 10% – 15%.
Seperti
pada tahun-tahun sebelumnya, AMD memiliki kans untuk menjadi prosesor
nomor satu di dunia, dengan mengoreksi produknya pada generasi-generasi
berikutnya. Pada kuartal pertama tahun 2008 (sekitar bulan Februari),
AMD Phenom sudah berbenah diri. AMD Phenom sudah tidak lagi mengeluarkan
prosesor dengan stepping B2, melainkan sudah mengeluarkan semua varian
Phenom dengan prosesor yang memiliki stepping B3. Pada prosesor ini,
sudah tidak ditemukan lagi adanya TLB Bug, sehingga kineja prosesor bisa
mencapai hasil yang sangat maksimal.
Pada
generasi awal tersebut, Phenom 9600 masih tertinggal sedikit dengan
Core 2 Extreme Q9700, dengan perbandingan sekitar 4 : 5.
Pada
bulan April 2008 AMD Phenom mengeluarkan jenis baru. Jenis ini masih
dibawah X4, namun diatas X2, yaitu AMD Phenom Triple Core Series.
Prosesor ini terdiri dari tiga inti prosesor mandiri yang bekerja
bersama-sama. Seri yang terkenal pada jenis ini adalah Phenom 8800.
Dalam waktu kurang dari setahun, AMD mengeluarkan versi kedua dari Phenom, yaitu Phenom II.Di
versi ini, AMD mengalami banyak perubahan yang signifikan. Salah
satunya Phenom II adalah prosesor ber-empat inti yang berbasis 45nm
desktop prosesor. Dengan menjadi 45nm, maka Phenom II bekerja dengan
tanpa suhu yang setinggi Phenom versi pertama. Perubahan lain, ada pada
platform yang diberikan AMD untuk menemani Phenom II. Platform baru itu
diberi code name ‘Dragon’. Dragon adalah platform baru milik AMD yang
isinya perpaduan antara Phenom II dan ATI Radeon HD 4800 graphics card.
Selain itu, berbarengan dengan munculnya Phenom II, AMD juga
mengeluarkan AMD 7 Series chipset, untuk meningkatkan performa Dragon
itu sendiri.
Peluncuran pertama AMD Phenom II adalah jenis 3GHz AMD Phenom II X4 940 Black Edition dan 2.8GHz AMD Phenom II X4 920. Di pasaran harga keduanya dibawah 250$.
0 Response to "Sejarah Singkat Prosessor AMD"
Posting Komentar